.......................................................................... Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia. Taufiq Ismail, Malu (aku) Jadi Orang Indonesia, 1998 Suatu kali, sedang nikmat-nikmatnya nyeruput kopi di warung kopi depan kampus, datang seorang senior fakultas pendidikan. Orang-orang menyebutnya aktivis idealis. Karena ia aktif berorganisasi, pribadinya jujuur dan lantang menyerukan keadilan. Dengan langkah juntai dan mimik muram dia menghampiri saya. “ Weleh weleh , zaman makin bejat. Semuanya jadi jahat. Barang mulia keluar mandat.” Cetusnya. “Wah
Coretan-Coretan Tafakur