Langsung ke konten utama

Semua Orang Berbakat Menulis




“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.... (QS. Al-Alaq (96): 1-5)”
Ayat diatas menyiratkan bahwa membaca dan menulis adalah suatu fitrah manusia. Membaca dan menulis adalah perantara pengajaran Allah atas manusia. Media bagi kita dalam menggali dan menginventarisasi ilmu Allah yang luas tersebar di dunia. Ya, sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis ilmu Allah, maka habislah lautan itu sebelum ilmu Allah habis ditulis, meskipun lautan itu ditambahkan lagi (QS. Al-Kahfi (18): 109). 

Semua orang memiliki hasrat untuk meluapkan apa yang ia rasakan dan alami dalam hidupnya. Tapi sering kali kebanyakan orang lupa akan media yang pas untuk menumpahkan perasaannya. Pengalaman yang ia alami sering pula menguap dan terlupakan begitu saja. Padahal Allah swt. telah menganugerahkan kita kemampuan dahsyat, yakni “menulis”. 

Ada beberapa penyeba seringnya kita melupakan atau sengaja melupakan “senjata pena” kita. 
Diantaranya yaitu anggapan bahwa kegiatan menulis memerlukan bakat luar biasa. Bakat yang hanya dimiliki orang-orang langka di dunia ini. Menulis akhirnya menjadi aktivitas eksklusif orang-orang-orang tertentu saja.

Senada dengan yang dikatakan Edy Zaqeus (2005: 30), soal mampu atau tidak mampu, bakat atau tidak bakat, kadang itu hanya soal konstruksi mental atau keliru sama sekali. Esensinya tetap pada soal motivasi dan konstruksi mental kita. Jika konstruksi mental kita sudah tidak pas, biasanya memang akan sulit melihat peluang-peluang yang ada. Jadi, yang diperlukan adalah kebulatan tekad untuk menulis. Bila perlu belajar menulis mulai nol. Tekun berlatih menulis apa saja, memukan tema-tema yang menarik perhatian kita, serta menggunakan teknik-teknik yang tepat sesuai dengan kemampuan kita. 

Lebih lanjut Edy Zaqeus (2005: 35) memberikan beberapa tips untuk membumbungkan motivasi menulis kita, diantaranya yaitu:
1.     Jangan memvonis diri tidak bakat atau tidak mampu menulis.
2.     Hilangkan anggapan-anggapan atau keyakinan yang salah mengenai proses penulisan.
3.     Bongkar lagi segala hal yang pernah Anda hasilkan dan berbau tulisan. Itu bukti Anda punya bakat dan kemampuan menulis.
4.     Miliki hasrat besar, tekad, dan kemauan untuk mempelajari teknik-teknik yang tepat.
5.     Temukan model tulisan dan pengarang yang bisa Anda jadikan sebagai model atau sumber motivasi.

Mari kita bangunkan jiwa penulis dalam diri kita. Mari kita berlatih dan terus berlatih menulis. Ya, meskipun tulisan kita belum dimuat media atau pun belum naik cetak di penerbit. Jangan patah arang. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan bukan? Lagi pula, berkarya tulis bukan hanya untuk itu bukan? Ya, menulis adalah fitrah, niatkanlah ibadah, buat dunia mencerah....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengurai Benang Kusut Korupsi*)

Indonesia terus dirundung kegalauan akibat korupsi. Bangsa ini senyatanya tengah mengidap penyakit   akut yang tergolong extra ordinary crime tersebut. Apalagi di wilayah penguasa. Semua lini pemerintahan di aras eksekutif, legislatif, dan yudikatif tengah terjerembab dalam kubangan kasus korupsi ( trias koruptika ). Fenomena ini semakin menguatkan tesis Lord Acton, sejarawan Inggris: abuse of power, kekuasaan itu cenderung menyeleweng. Pusaran permasalahan korupsi seolah menjadi lingkaran setan. Seperti ada siklus tersendiri yang membuat penanganan masalah korupsi tak pernah tuntas. Tiap tahunnya muncul lakon-lakon baru. Politisi yang kerap menyerukan slogan anti-korupsi dalam iklan-iklan didaktis televisi atau dalam iklan-iklan politis jalanan, pada akhirnya tersangkut jaring KPK. Kita terus mengelus dada. Apalagi pesta demokrasi dalam Pemilu sedang dipersiapkan sedemikian rupa. Mirisnya, marak dari kalangan elit muda yang tersangkut kasus korupsi. Generasi yang di...

Mengubah Dunia dengan Media

  “Barang siapa menguasai media, dia akan menguasai dunia”, demikian bunyi salah satu pepatah modern. Telah banyak contoh dahsyatnya kekuatan media (pers) dalam mengantar perubahan dunia. Begitu besarnya pengaruh media dalam mengendarai wacana dan dukungan publik. Pihak-pihak tertentu di berbagai sektor kehidupan yang digandeng media cenderung memenangkan persaingan. Kemajuan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya tak lepas dari

Terorisme dan Stempelisasi Islam

SEIRING kuatnya ancaman terorisme Islamic State of Irak and Syria (ISIS) yang disambut kalangan ekstrimis radikal di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menggelar dialog pencegahan terorisme, Rabu (19/11) lalu, di rektorat UIN Maliki Malang. Prof Dr Irfan Idris MA, Direktur Deradikalisasi BNPT, menyosialisasikan program kontra radikalisasi dan deradikalisasi untuk membendung gerakan radikal. Upaya ini ditempuh antara lain melalui pembinaan kepribadian dan kemandirian hidup kepada para narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan. Selain itu juga digencarkan sosialisasi pada seluruh perguruan tinggi sekolah-sekolah yang kian menunjukkan anarkisme edukasi, serta pesantren yang sering diidentikkan sebagai sarang teroris. Upaya pemberdayaan rumah ibadah juga digerakkan. Pasalnya, banyak masjid yang dibajak kalangan radikalisme teroris untuk mendakwahkan doktrin-doktrin kerasnya. Pemateri lainnya, KH...