Langsung ke konten utama

Yang Mencari Kemenangan, Yang Melacurkan Keadilan


BILA putusan-putusan peradilan berkualitas dan memenuhi rasa keadilan, masyarakat dengan sendirinya akan menghormati kewibawaan hukum dan hakim. Demikian dikatakan Dr H Imam Anshori Saleh, SH MHum, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Komisi Yudisial (KY) RI saat stadium general dan talkshow hukum, Kamis (12/6), di rektorat UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. Kerja sama fakultas Syariah UIN Maliki, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB), dan Penerbit Intrans Publishing dalam rangka Dies Maulidiyah UIN Maliki ke-X mengusung tema Membangun Wibawa Hukum menuju Indonesia Bermartabat.
Mantan wakil ketua KY tersebut melanjutkan, kenyataannya banyak hakim yang miskin yuresprudensi dan kurang kreatif dalam melakukan penemuan hukum (recht finding). Hakim lebih cenderung gemar menjiplak produk warisan kolonial. Selain itu, penulis buku Konsep Pengawasan Kehakiman (2014) ini menyatakan bahwa etika menjadi indikator pokok hakim yang baik. Pelanggaran etika akan memunculkan berbagai siasat picik yang menjurus pada pelanggaran lain yang lebih berat. Lepas dari itu, Imam menyayangkan konstruksi pola pikir para pihak yang beperkara di pengadilan. Banyak yang datang ke pengadilan untuk mencari kemenangan, bukan untuk mencari keadilan.
Hadir pula Dr H Ali Syafa’at SH MH, pakar hukum tata negara dan hukum administrasi negara Mahkamah Konstitusi (MK) dari Fakultas Hukum UB. Ali menekankan perlu dirumuskannya undang-undang pendidikan tinggi hukum yang memberikan legalitas beracara bagi sarjana hukum. Perlu dirancang sistem pendidikan yang mengakomodasi kualifikasi beracara tanpa mengikuti pelatihan-pelatihan khusus pasca lulus.
Pasalnya, sistem peradilan yang sedemikian rupa terbangun bak lingkaran setan. Tiap tahun, lulusan-lulusan fakultas hukum mengikuti pelatihan khusus yang penuh kontaminasi para pendahulu. Berbagai siasat memenangkan perkara diajarkan. Walaupun sering kali mengabaikan moralitas penegak hukum.
Turut andil sebagai pembicara, dua dekan fakultas penyelenggara, Dr H Roibin, MHI, dekan Fakultas Syariah UIN Maliki dan Dr H Sihabudin SH MH dekan Fakultas Hukum UB. Acara ini adalah gayung bersambut dari kerjasama program double degree antara fakultas Hukum UB dan Fakultas Syariah UIN Maliki. Diharapkan dari rahim kedua fakultas ini kelak lahir penegak hukum yang ulung dan bermartabat. Semoga!

Fiqh Vredian

http://surabaya.tribunnews.com/2014/07/20/yang-mencari-kemenangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengurai Benang Kusut Korupsi*)

Indonesia terus dirundung kegalauan akibat korupsi. Bangsa ini senyatanya tengah mengidap penyakit   akut yang tergolong extra ordinary crime tersebut. Apalagi di wilayah penguasa. Semua lini pemerintahan di aras eksekutif, legislatif, dan yudikatif tengah terjerembab dalam kubangan kasus korupsi ( trias koruptika ). Fenomena ini semakin menguatkan tesis Lord Acton, sejarawan Inggris: abuse of power, kekuasaan itu cenderung menyeleweng. Pusaran permasalahan korupsi seolah menjadi lingkaran setan. Seperti ada siklus tersendiri yang membuat penanganan masalah korupsi tak pernah tuntas. Tiap tahunnya muncul lakon-lakon baru. Politisi yang kerap menyerukan slogan anti-korupsi dalam iklan-iklan didaktis televisi atau dalam iklan-iklan politis jalanan, pada akhirnya tersangkut jaring KPK. Kita terus mengelus dada. Apalagi pesta demokrasi dalam Pemilu sedang dipersiapkan sedemikian rupa. Mirisnya, marak dari kalangan elit muda yang tersangkut kasus korupsi. Generasi yang di...

Mengubah Dunia dengan Media

  “Barang siapa menguasai media, dia akan menguasai dunia”, demikian bunyi salah satu pepatah modern. Telah banyak contoh dahsyatnya kekuatan media (pers) dalam mengantar perubahan dunia. Begitu besarnya pengaruh media dalam mengendarai wacana dan dukungan publik. Pihak-pihak tertentu di berbagai sektor kehidupan yang digandeng media cenderung memenangkan persaingan. Kemajuan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya tak lepas dari

Terorisme dan Stempelisasi Islam

SEIRING kuatnya ancaman terorisme Islamic State of Irak and Syria (ISIS) yang disambut kalangan ekstrimis radikal di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menggelar dialog pencegahan terorisme, Rabu (19/11) lalu, di rektorat UIN Maliki Malang. Prof Dr Irfan Idris MA, Direktur Deradikalisasi BNPT, menyosialisasikan program kontra radikalisasi dan deradikalisasi untuk membendung gerakan radikal. Upaya ini ditempuh antara lain melalui pembinaan kepribadian dan kemandirian hidup kepada para narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan. Selain itu juga digencarkan sosialisasi pada seluruh perguruan tinggi sekolah-sekolah yang kian menunjukkan anarkisme edukasi, serta pesantren yang sering diidentikkan sebagai sarang teroris. Upaya pemberdayaan rumah ibadah juga digerakkan. Pasalnya, banyak masjid yang dibajak kalangan radikalisme teroris untuk mendakwahkan doktrin-doktrin kerasnya. Pemateri lainnya, KH...