Langsung ke konten utama

Postingan

Yang Mencari Kemenangan, Yang Melacurkan Keadilan

BILA putusan-putusan peradilan berkualitas dan memenuhi rasa keadilan, masyarakat dengan sendirinya akan menghormati kewibawaan hukum dan hakim. Demikian dikatakan Dr H Imam Anshori Saleh, SH MHum, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Komisi Yudisial (KY) RI saat stadium general dan talkshow hukum, Kamis (12/6), di rektorat UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. Kerja sama fakultas Syariah UIN Maliki, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB), dan Penerbit Intrans Publishing dalam rangka Dies Maulidiyah UIN Maliki ke-X mengusung tema Membangun Wibawa Hukum menuju Indonesia Bermartabat. Mantan wakil ketua KY tersebut melanjutkan, kenyataannya banyak hakim yang miskin yuresprudensi dan kurang kreatif dalam melakukan penemuan hukum (recht finding). Hakim lebih cenderung gemar menjiplak produk warisan kolonial. Selain itu, penulis buku Konsep Pengawasan Kehakiman (2014) ini menyatakan bahwa etika menjadi indikator pokok hakim yang baik. Pelanggaran etika aka...
Postingan terbaru

Terorisme dan Stempelisasi Islam

SEIRING kuatnya ancaman terorisme Islamic State of Irak and Syria (ISIS) yang disambut kalangan ekstrimis radikal di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menggelar dialog pencegahan terorisme, Rabu (19/11) lalu, di rektorat UIN Maliki Malang. Prof Dr Irfan Idris MA, Direktur Deradikalisasi BNPT, menyosialisasikan program kontra radikalisasi dan deradikalisasi untuk membendung gerakan radikal. Upaya ini ditempuh antara lain melalui pembinaan kepribadian dan kemandirian hidup kepada para narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan. Selain itu juga digencarkan sosialisasi pada seluruh perguruan tinggi sekolah-sekolah yang kian menunjukkan anarkisme edukasi, serta pesantren yang sering diidentikkan sebagai sarang teroris. Upaya pemberdayaan rumah ibadah juga digerakkan. Pasalnya, banyak masjid yang dibajak kalangan radikalisme teroris untuk mendakwahkan doktrin-doktrin kerasnya. Pemateri lainnya, KH...

Berumah di Atas Angin, Membumi di Bawah Keterpinggiran

SEBAGAI akademisi seharusnya mahasiswa jangan berumah di atas angin jauh dari realita kemasyarakatan. Itu yang disampaikan Luthfi J Kurniawan, Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan Malang Corruption Watch (MCW) saat diklat advokasi HMI cabang Malang, Sabtu (28/12/2013). Mahasiswa sebagai entitas intelektual dituntut mempraksiskan segunung teori yang diasupnya. Bukan lagi hanya menjadi hakim epistemik yang bertugas memfatwa dan memvonis benar salah ilmu pengetahuan. Luthfi menyayangkan mayoritas organisasi kemahasiswaan kini yang memelan pengaruhnya terhadap kebijakan publik. Organisasi kemahasiswaan sejatinya harus mampu berperan sebagai katalisator menuju transformasi masyarakat yang lebih baik. Dalam ranah kebijakan politis, usulan progresif mahasiswa sebagai karya akademik alternatif dapat menjadi pertimbangan briliian para stakeholder. Mahasiswa juga dapat menggencarkan gerakannya ke arah pemberdayaan masyarakat yang kini diambil alih lembaga swadaya masyarakat. Mahasiswa har...

Idealisme Tak Terbeli

WISMA Kalimetro yang biasanya didatangi warga yang tersangkut masalah hukum maupun pelayanan publik hari itu jadi meriah. Bermacam elemen mulai dari kelompok warga, akademisi, aktivis kampus, wartawan, dan biokrat pemerintahan memenuhi halaman markas Malang Corruption Watch (MCW). Mereka memeringati hari jadi 15 tahun MCW, Sabtu (31/5). Ulang tahun MCW dibagi tiga sesi dan diisi dengan penyampaian laporan kerja satu semester dan sarasehan evaluasi kinerja MCW. Dalam lapoan keja triwulan MCW disebutkan, dalam upaya mengawal demokrasi di tahun pemilu ini, MCW sebagai komponen civil society gencar menyuarakan lima menit untuk lima tahun, himbauan agar masyarakat tak gegabah menggunakan hak pilihnya. Agenda pencegahan jangka panjang dalam mendorong terwujudnya sistem demokratisasi yang bersih dan sehat. Selain, dilancarkan pendidikan warga mengenai esensi dan peratuan pemilu, serta penguatan kapasitas kelompok warga. Di samping penguatan kerja-kerja pengawasan dan advokasi sejuml...

Wawancara dengan Dr. Barizi: “Harus Keluar dari Mental Kampungan”*)

Ketika disinggung lebih baik mana ‘kuliah tepat waktu’ atau ‘kuliah tepat pada waktunya’ (mematangkan diri), Wakil Dekan Bagian Kemahasiswaan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang tersebut berpendapat bahwa itu adalah pilihan masing-masing mahasiswa, namun mahasiswa semestinya lulus tepat waktu dalam k arir akademiknya . “Lebih cepat lebih baik dan yang terpenting adalah berkualitas,” ungkap dosen yang didaulat semaktu mahasiswa sebagai wisudawan terbaik se-IAIN Sunan Ampel ini , dari sekian cabang, antara lain Pamekasan, Malang, Tulung Agung, Ponorogo, Kediri, Mataram, Banjarmasin, dan lainnya. Pertanyaannya, b agaimana seseorang itu bisa berkualitas . Menurut peneliti dan penulis buku-buku pemikiran dan pendidikan ini, istilah Revolusi M ental yang diusung pak Jokowi bukan sesuatu yang baru sebenarnya. Perubahan sejatinya harus dimulai dari diri sendiri. Yang dirubah adalah mindset atau pola pikir. Mental yang tradisional harus ditinggalkan. K ita harus mengubah m...

Syarat Peneliti Pemula*)

Peneliti sebagai profesi prestisius menuntut kerja cermat dan ilmiah dalam mengartikulasikan realitas objektif maupun realitas subjektif melalui pergumulan dengan fenomena alam dan sosial. Demikian yang diungkapkan Angga Teguh Prasetyo, M.Pd., dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang dalam acara Sekolah Penelitian Pemula (SPP) Lembaga Kajian, Penelitian, dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M) UIN Maliki Malang, Sabtu dan Ahad lalu (1-2/3) lalu. Sebagai r efleksi t eologis , pemateri lainnya, Anas Kholish, M.HI., dosen Fakultas Syariah UIN Maliki Malang memberikan pencerahan b agi para p eneliti pemula yang hadir kala itu. Bahwasannya b erpikir merupakan landasan terpenting dalam sebuah penelitian . T anpa berpikir eksistensi p eneliti tidak akan pernah ada dan diakui . Sesuai dengan filsafat cartesian, cogito ergo sum. Oleh karena itu, Tuhan sering mengisyaratkan kepada manusia untuk melakukan kegiatan penelitian dengan menggunakan simbol-simbol bahasa tertentu, seperti iqra,...

Mengurai Benang Kusut Korupsi*)

Indonesia terus dirundung kegalauan akibat korupsi. Bangsa ini senyatanya tengah mengidap penyakit   akut yang tergolong extra ordinary crime tersebut. Apalagi di wilayah penguasa. Semua lini pemerintahan di aras eksekutif, legislatif, dan yudikatif tengah terjerembab dalam kubangan kasus korupsi ( trias koruptika ). Fenomena ini semakin menguatkan tesis Lord Acton, sejarawan Inggris: abuse of power, kekuasaan itu cenderung menyeleweng. Pusaran permasalahan korupsi seolah menjadi lingkaran setan. Seperti ada siklus tersendiri yang membuat penanganan masalah korupsi tak pernah tuntas. Tiap tahunnya muncul lakon-lakon baru. Politisi yang kerap menyerukan slogan anti-korupsi dalam iklan-iklan didaktis televisi atau dalam iklan-iklan politis jalanan, pada akhirnya tersangkut jaring KPK. Kita terus mengelus dada. Apalagi pesta demokrasi dalam Pemilu sedang dipersiapkan sedemikian rupa. Mirisnya, marak dari kalangan elit muda yang tersangkut kasus korupsi. Generasi yang di...