Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Etika Langit dalam Kubangan Korupsi*)

Korupsi telah menjelma menjadi penyakit kronis global yang mendesak perlu penanganan. Indonesia adalah salah satu bangsa yang tengah mengidap penyakit  akut yang tergolong extra ordinary crime tersebut. Dalam perkembangannya, korupsi telah berevolusi kian canggih. Tipu muslihat licik dengan beragam modus operandi- nya kian bervarian. Delik yang tergolong kejahatan “kerah putih” tersebut begitu menyusahkan. Senyatanya butuh penanganan khusus dan cenderung berlarut-larut di lapangan. Apalagi dalang-dalangnya dimotori oleh kalangan elit yang menggenggam kekuasaan. Sampai kini kita masih menanti romantika berbagai episode kasus white collar crime yang penuh dengan kejutan. Mirisnya, pusaran permasalahan korupsi seolah menjadi lingkaran setan. Seperti ada siklus tersendiri yang membuat penanganan masalah korupsi tak pernah tuntas. Tiap tahunnya muncul lakon-lakon koruptor baru. Bahkan marak dari kalangan muda. Ada regenerasi koruptor di berbagai lini pemerintahan. Generasi...

Mengoreksi Terorisme dan Jihad

Teror meletus di berbagai belahan dunia. Untuk menyikapinya, HMI komisariat Syariah Ekonomi UIN Maliki Malang menggelar bedah buku Ketika Nonmuslim Membaca Al-Quran: Pandangan Ricard Bonney tentang Jihad karya Irwan Masduqi, Rabu malam (11/9/2013). Ricard Booney memaparkan konsep jihad dan akar terorisme secara objektif dan simpatik pada dunia internasional. Menariknya, selain dari kalangan Barat, dia juga seorang pendeta, sehingga pendapatnya tak beraroma apologis (membaik-baikkan citra Islam). Dalam penelitian Booney, jihad telah melewati sejarah panjang. Jihad sebagai konsep yang kompleks tak berkembang secara linier. Terjadi ketidakajekan dan pergeseran paradigma. Muncul beragam corak penafsiran dari sejumlah kelompok terhadap ayat-ayat jihad. Era Nabi, berbagai perang semata-mata untuk mempertahankan diri dan melindungi hak kebebasan berkeyakinan. Ayat pedang (QS. At-Taubah: 5) --yang sering dijadikan sebagai legitimasi aksi kekerasan atas nama jihad...

Rekam Jihad Sang Penjerat Koruptor

Judul                : Abraham Samad; Do’a Tulus Ibunda Hingga Perang Besar Melawan Korupsi Penulis              : Zaenuddin H. M. Editor               : Mehdy Zidane Penerbit            : Ufuk Press, Jakarta Cetakan I         : Desember, 2012 Tebal                : xii + 196 halaman ISBN                : 978-602-7689-29-9 Harga               : Rp. 49.900 Indonesia terus dirundung kegalauan akibat korupsi. Wabah   korupsi sudah merambah k...

Tantangan Terbesar Umat Islam Dunia Diemban Indonesia (*

                          Eksistensi negara Islam dalam percaturan kebijakan dunia sering dipertanyakan dan diragukan, bahkan cenderung diremehkan. Hal ini terlihat dari hegemoni dan monopoli keputusan oleh beberapa negara Barat dengan kepemilikan hak veto di PBB yang notabene cenderung merugikan pihak Islam yang bersengketa. Pergulatan kekuatan dunia di era kini setidaknya dapat di petakan menjadi empat blok. Di masing-masing blok mayoritasnya mencirikan ideologi dan keyakinan keagamaan yang berbeda. Ranah empat blok tersebut diantaranya: pertama, blok Barat. Blok ini mencakup negara-negara Eropa dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologinya yang mendominasi. Negara-negara   mayoritas penduduknya memeluk agama nasrani. Kedua, blok Asia Timur yang diawaki negara Cina dengan kedigdayaan dan monopoli perindustrian dunia. Termasuk negara-...

Membangun Generasi Nasionalis Pluralis Tahan Banting

Judul Buku       : Nasionalisme dalam Bingkai Pluralitas Bangsa; Paradigma Pembangunan dan Kemandirian Bangsa Penulis              : Mohammad Takdir Ilahi Editor              : Meita Sandra Penerbit            : Ar-Ruzz Media-Jogjakarta Tebal                : 176 hlm, 1,48 X 21 cm ISBN                : 978-979-25-4905-8 Cetakan            : I, 2012 Peresensi          : Fiqh Vredian Aulia Ali Masihkah nasionalisme yang dikobarkan para pejuang kemerdekaan tetap tertanam dan berkelanjutan sampai sekarang? Mungkin generasi muda dapat menjawabnya. ...

Tahanus di Rowo Bayu*)

Tuhan agaknya membuang cuilan surga di Banyuwangi. Terbukti dari beragamnya objek keindahan di tanah bekas Kerajaan Blambangan ini. Rowo Bayu adalah opsi destinasi layak dijajaki. Tempat bertahanus yang tepat dari segala ingar bingar. Secara administratif, Rowo Bayu ada di Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon. Saat menemui tetenger Puputan Bayu, Anda harus ekstra hati-hati. Sebab setelah monumen kenangan pertempuran besar rakyat Blambangan melawan kompeni, jalanan mulai rusak dan bergelombang. Selepas jalan tanjakan, akan menemui gerbang wana wisata Rowo Bayu, hutan lebat nan asri ini siap menyambut. Suasana hening menyeruak. Sesekali dijumpai beberapa patung berwajah garang seolah menggiring tamu ke ruang utama. Pertama kali tiba di area utama ini, saya langsung jatuh cinta. Telaga membentang elok dikelilingi pepohonan rindang. Angin semilir mengelus peluh yang mengucur. Damainya.

Langkah Gontai Gerakan Pramuka*)

Lima puluh dua tahun silam (14 Agustus 1961), Gerakan Pramuka resmi diperkenalkan kepada khalayak. Semua organisasi kepanduan disatukan untuk merebak kungkungan kolonialisme, komunisme, fanatisme kedaerahan, dan politik praktis, serta mengisi pembangunan. Euforia dan antusiasme meledak. Gerakan Pramuka memperoleh tanggapan positif dari masayrakat luas. Dalam waktu relatif singkat, organisasi ini   berdiri dari kota sampai di desa. Pasca peristiwa G.30.S/PKI meledak, dalam sekejap terjadi suatu revolusi sosial dengan timbulnya orde baru yang menuntut pemurnian Undang-Undang Dasar 1945 (1 Oktober 1965). Gerakan Pramuka juga tidak ketinggalan untuk menyesuaikan diri dan menyerasikan pelaksanaan tugas pokoknya dengan perkembangan masyarkat Indonesia pada waktu itu. Langkah cerdas dilakukan. Dengan melihat realitas prosentasi terbesar rakyat Indonesia berada di desa dengan sektor pertanian, para Pramuka menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang pembangunan pertanian...

BLSM: Bantuan Langsung Semrawutkan Masyarakat

Kontroversial. Pembagian BLSM malah mengundang prahara. Di Jember, puluhan warga yang tergabung dalam Forum Ketua RT/RW Kelurahan Kaliwates mendatangi komisi D DPRD Jember. Mereka mengeluh karena dimusuhi warganya beberapa hari terakhir. Perangkat kelurahan paling bawah ini menjadi sasaran warga yang tidak kebagian BLSM. Menurut mereka

Mbah Google Bukan Segalanya*)

Banyak orang memenuhi kebutuhan informasinya hanya merasa cukup dengan Google. Bahkan, mereka hafal di luar kepala tetek bengek tentang Google. Tak heran muncul istilah mbah Google yang tahu segalanya. Semua fokus informasi dibebankan ke Google (Google oriented). Akhirnya pemenuhan informasi hanya berpangkutangan pada Google. Itu yang disampaikan

Euforia Spiritual Konsumerisme Ramadhan *)

Ramadhan dengan segala pernak-perniknya selalu dinanti-nanti. Ramah disambut dengan euforia membuncah. Ragam ibadah, sajian khas media massa, dan beragam suguhan pasar jadi ciri khas tersendiri. Baik kaum melarat maupun konglomerat bersuka cita memenuhi seruan Allah SWT untuk berpuasa. Menurut pandangan Quraish Shihab (1994), puasa tidak lepas dari upaya pengendalian diri yang menuntun manusia ‘keluar dari kebiasaan’, belenggu  penghambat kemajuan. Tetapi kontradikif. Setiap datangnya Ramadhan,

Memakmurkan Serambi Masjid*)

Masjid mempunyai dua dimensi ruang yang keduanya memiliki makna filosofis yang sangat dalam bila dicermati dengan seksama. Seperti halnya yang disampaikan Prof. Dr. KH. Masdar Farid, Rois Syuro Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang memberikan ceramah di depan 3000 mahasantri Ma’had Sunan Ampel Al-Aly di

Ternyata Mahasiswa Bukan Intelektual! (Sebuah Peluru Otokritik)

K aum intelektual sering di identikkan dengan kalangan akademisi. Apalagi mahasiswa, prototipe ideal yang gerakannya dinanti-nanti sebagai sosok intelektual. Tetapi yang terjadi dewasa ini cenderung jauh dari harapan. Kebanyakan adalah sivitas akademik dengan teori-teori yang melangit. Komunitas yang bermukim di menara gading ilmu pengetahuan. Jauh dari realitas kemasyarakatan. Mahasiswa ternyata

Mengantitesis Pengaruh Perilaku Koruptif Patriarkhi Melalui Revitalisasi Semangat Kartini sebagai Manifestasi Muslimah Ulul Albab *)

Karena saya yakin sedalam-dalamnya bahwa wanita dapat memberi pengaruh besar kepada masyarakat, tidak ada yang lebih saya inginkan daripada menjadi guru, agar supaya kelak dapat mendidik gadis-gadis dari para pejabat tinggi kita. O, saya ingin sekali menuntun anak-anak itu, membentuk wataknya, mengembangkan otaknya yang muda, membina mereka menjadi wanita-wanita dari hari depan, supaya dapat meneruskan segala yang baik itu ....   (Surat R.A. Kartini kepada Ny. N. Van Kol) Ekspektasi Kartini mengenai masa depan wanita Indosesia agaknya telah terealisasi. Pasalnya, kemerdekaan wanita dalam mengaktualisasikan dirinya di Bumi Nusantara telah terakomodir. Emansipasi wanita yang lantang diwacanakan terwadahi. Diskriminasi telah dihapuskan, hukum yang melindungi hak kewanitaan juga telah dipagar. Kesetaraan pendidikan hingga singgah sana jabatan pemerintahan juga sudah digenggam. Tetapi dengan segala apa yang telah disandang para wanita Indonesia tersebut, apakah sudah...

Dicari: Mujahid Pena Allah!

Allah! Tuhan yang tak disangkal sejarah. Raja di raja dengan kedigdayaan tanpa lini batas. Maha guru ulung yang mengajarkan manusia dengan qalam (Al-Alaq: 4). Rabb yang mengajarkan manusia yang notabene lemah dan miskin hikmah. Ilmu dan hikmah-Nya tak seorangpun yang kuat menginventarisasi. Ya, walaupun pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah (Q.S. Lukman: 27). Bila kita membicarakan tentang Allah dan qalam -Nya –yang disebutkan beberapa kali dalam al-Qur’an— setidaknya dapat dipahami dua interprestasi. Ya, yakni kedahsyatan pena

Mengubah Dunia dengan Media

  “Barang siapa menguasai media, dia akan menguasai dunia”, demikian bunyi salah satu pepatah modern. Telah banyak contoh dahsyatnya kekuatan media (pers) dalam mengantar perubahan dunia. Begitu besarnya pengaruh media dalam mengendarai wacana dan dukungan publik. Pihak-pihak tertentu di berbagai sektor kehidupan yang digandeng media cenderung memenangkan persaingan. Kemajuan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya tak lepas dari

Semua Orang Berbakat Menulis

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.... (QS. Al-Alaq (96): 1-5)” Ayat diatas menyiratkan bahwa membaca dan menulis adalah suatu fitrah manusia. Membaca dan menulis adalah perantara pengajaran Allah atas manusia. Media bagi kita dalam menggali dan menginventarisasi ilmu Allah yang luas tersebar di dunia. Ya, sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis ilmu Allah, maka habislah lautan itu sebelum ilmu Allah habis ditulis, meskipun lautan itu ditambahkan lagi (QS. Al-Kahfi (18): 109).  Semua orang memiliki hasrat untuk meluapkan apa yang ia rasakan dan alami dalam hidupnya. Tapi sering kali kebanyakan orang lupa akan media yang pas untuk menumpahkan perasaannya. Pengalaman yang ia alami sering pula menguap dan terlupakan begitu saja. Padaha...

Kuliah atau Organisasi?

Ramai, gaduh, berisik. Celetukan melengking. Guyonan berseru-seru. Cekikikan bertalu-talu. Warga kelas tengah menikmati keterlambatan dosen. Saya rangkul satu untuk berbincang tenang. Kurangi satu kegaduhan. Saya angkat tema hangat mahasiswa baru.   “Gimana Sob, mau ikut organisasi apa?” “ Nggak dulu deh. Aku mau fokus kuliah dulu . Pfiuh .... Boro-boro ikut organisasi. Kuliah aja udah ribet banget .” Jawabnya. “Assalamu’alaikum,” salam dengan nada berat, pertanda dosen tiba. Seperti biasa, awal kuliah kami dihadiahi kuis berisi pertanyaan tentang materi yang hari ini akan dibahas. Eng ing eng ,

320.000 Malapetaka Menyebabkan Kearifan Lokal

Bila di pemukiman Anda atau di tempat-tempat yang Anda kunjungi kemarin (9/1) telah terjadi malapetaka semisal kecelakaan, kebakaran, bencana alam. Atau mungkin Anda sendiri yang mengalaminya. Barang kali karena kemarin bertepatan dengan “Rebo Wekasan” . Konon pada hari Rabu terakhir di bulan Safar (dalam kalender Jawa) atau bulan Muharram (dalam kalender hijriyah), tersebar 320.000 bala’ (malapetaka) di muka bumi. Dalam menghadapi hari naas ini